Kalo saja tidak ada Kompas TV maupun Metro TV, barangkali era komedi cerdas yang sudah diperjuangkan sejak zaman Warkop DKI dan selanjutnya oleh Bagito, tak akan pernah muncul lagi. Yang muncul justru komedi-komedi yang sama sekali tidak mendidik (baca: cerdas). Komedi yang hanya mengandalkan pukul-pukulan dengan styrofoam, dorong-dorongan sampai si komedian terjatuh, melempar tepung ke wajah, dan aneka komedi slapstik lain yang cenderung kasar.
Lewat program
Stand Up Comedy yang berkonsep kompetisi dengan sistem eliminasi,
Kompas TV berhasil menarik minat penonton untuk menyaksikan “komedi pintar” ini. Tak ada satu pun bahan tawa yang dibawakan
comic (istilah untuk komedian yang membawakan
joke) menggunakan
styrofoam sebagaimana program komedi
Opera van Java.
Program “Stand Up Comedy Show” di Metro TV. Rating-nya ok, sponsor-nya pun ok.
Jika
Kompas TV menggunakan konsep kompetisi,
Metro TV berbeda lagi. Televisi swasta yang bermarkas di Kedoya, Jakarta Barat ini menampilkan
comic-comicprofesional yang memang sudah berkecimpung di dunia
stand up comedy, sebut saja Iwel, Stany Agustaf, dan beberapa
comic lain. Hebatnya, program Metro TV yang berjudul
Stand Up Comedy Show dan ditayangkan tiap Rabu pukul 22:30 WIB ini berhasil secara rating dan sponsor.
“Mungkin penonton sudah jenuh dengan komedi yang selama ini tampil di televisi, sehingga sekarang era
stand up comedy,” ujar Agus Mulyadi,
Production and CreativeDepartement Manager di
Metro TV.